Seputar Kesalahan Dalam Membawa Dakwah Salafy / Salafi

Senin, 26 September 2011 | komentar





Alhamdulillah,dalam sesi kali ini Insya Allah akan diskusi silang pendapat seputar masalah dakwah salafy / salafi.Dakwah salafiyah bukan sekedar menyampaikan syari'at dan akhlak sesuai Al-Qur'an dan sunnah,namun harus sesuai pula dengan pemahaman para salafus shalih.
Islam bukan sebuah trend,gaya hidup maupun sekedar pengakuan,namun Islam adalah sebuah pedoman hidup berdasarkan syari'at yang benar.
Disini kita akan mencoba mengemukakan beberapa khilafiyyah (perbedaan) dalam menyingkapi pemahaman yang beraneka ragam mengenai Islam dalam manhaj salafiyyah,diantaranya:

1.Adab Dalam Menyampaikan Dakwah,Perlukah?
 
Tidak sedikit kita menjumpai dalam masyarakat kita yang sebagian besar justru memiliki ketimpangan dalam masalah akidah.Diantaranya adalah masih banyaknya kesalahpahaman dan minimnya ilmu agama yang lambat laun akan mengantar kita pada kekerasan hati.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya kita memang hanyalah mahluk lemah dan miskin serta tak memiliki daya sekecil atompun.
Sekecil apapun hal yang dapat kita lakukan dan yang kita miliki adalah semata-mata karena izin Allah Subhanahu wa Ta'ala,oleh karenanya sudah kewajiban kita untuk bersyukur dan rendah diri dihadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

 Dakwah salafy adalah hal penting dalam mendukung tersebarnya ajaran Islam yang kaffah dan murni,kita sampaikan meski itu pahit tentu berdasarkan ilmu yang disertai dengan akhlak yang susai syar'i. Akhlak dan syari'at yang benar adalah inti dari sebuah kepribadian yang lurus,semata-mata mengharapkan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam adalah manusia yang berakhlak paling mulia di muka bumi ini,namun saat syari'at dilanggar syri'at tetap sebuah syari'at.
Pernahkah pembaca mendengar kisah tentang seorang perempuan yang menghadap Beliau (Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam ) lalu ia mengakui bahwa ia telah berzina? Apa yang Beliau  Rasulalloh perintahkan?
Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam,dengan wajah Beliau yang memerah karena sedih dan malu atas apa yang telah menimpa perempuan tersebut,dengan akhlak yang sangat mulia  Beliau menyuruh perempuan tersebut untuk melahirkan dahulu anak dari perzinahan itu,.
Setelah anak dari hasil zina itu lahir,perempuan itupun kembali menghadap Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam untuk menerima hukuman dari perbuatan dosanya,namun Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam dengan akhlak mulianya,masih menyuruh perempuan tersebut untuk menyusuinya dahulu hingga anak tersebut mulai bisa berjalan.
Setelah beberapa waktu lamanya,perempuan itu kembali menghadap Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam.Namun,untuk kesekian kalinya Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam masih memerintahkan wanita itu untuk kembali hingga anak hasil zina tersebut kelak sudah dapat memakan makanannya sendiri.
Hingga waktu itu tiba,akhirnya Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam menjalankan syari'at Islam yakni merajam perempuan itu hingga terjemputnya ajal,dan ketahuilah saudaraku,kata nabi,nilai pahala tobatnya perempuan tersebut adalah lebih besar meskipun dibandingkan dengan seluruh tobatnya penduduk kota waktu itu.
Kisah ini juga mnjelaskan,bahwa sebuah Syari'at meskipun itu pedih tetaplah sebuah syari'at,tidak dapat diubah apalagi didasarkan dengan perasaan semata dan sekedar anggapan baik.Oleh karena itu,sudah semestinya dalam menyampaikan dakwah harus berdasarkan ilmu meskipun tidak harus dapat menguasai semua ilmu dalam agama terlebih dahulu.

Darimana kita tahu bahwa sebuah syari'at itu benar dan salah? Jawabanya adalah dengan kita belajar,menuntut ilmu dan tak henti-hentinya dalam mencari kebenaran .
Bagaimana menurut anda saudaraku,jika para ulama salaf dalam memahami suatu hadits telah shahih dari Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam,sesuai dengan fitrah manusia,kemudian kita disyari'atkan untuk menyampaikan kepada yang belum mengetahuinya,apakah hal seperti ini merupakan kesalahan? apakah lantas  bahwa salafy merasa paling benar?tentu tidak akhi.

Saat hati kita merasa paling benar dengan berdasarkan akal dan perasaan semata apalagi tak ada dalil maka kita perlu koreksi karena kebenaran jika hanya didasarkan pada perasaan semata bisa saja hanyalah sebuah kebenaran yang direkayasa.
Hati kita tentu takkan menolak manhaj salaf dan fitrah diri kita jika kita benar-benar mengenal hakikat kita dalam hidup,untuk apa Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kita?bukankah hanya untuk menyembahNya?ya,itulah hakikat hidup,kita dan jin diciptakan hanya diperintahkan untuk menyembahNya dan hidup sesuai dengan apa yang ditetapkanNya.
Hidayah bukan datang dari seorang ustadz,kyai atau siapapun itu,melainkan hidayah itu adalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.Tugas kita hanya beramar ma'ruf nahi munkar serta menjalankan apa-apa yang Allah syari'atkan dan berusaha menjauhi apa-apa yang Allah larang.
 Adab dalam dakwah salafy memerlukan ilmu,memahami syari'at dan memiliki akhlak yang terpuji.
Dakwah bukan media perdebatan,tapi dakwah membawa pada ketenangan hati,mempererat silaturahmi,membela agama Allah dan semata-mata hanya ridho Allah yang kita harapkan tanpa berbalut praktek syirik dan bid'ah.

Sabar dalam menghadapi segala bentuk pengasingan,penolakan,penyanjungan bahkan sampai bentuk penghinaan kepada diri kita.
Jika suatu dakwah semata-mata mengaharapkan ridho Allah dan ikhlas,Insya Allah kita akan terhindar dari amarah dan egoism seperti tersebut diatas,karena yang kita harapkan adalah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita harus berusaha mencontoh cara dakwah Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam yang memiliki akhlak sangat mulia,lemah lembut kepada sesama,tidak membedakan seseorang itu dari nashara maupun yahudi.
Bahkan pernah Beliau Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam kepada seorang yahudi,memijat yahudi tersebut,yang ternyata buta matanya sedang ia (yahhudi) justru menghina dan menjelek-jelekkan Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam,dia tidak mengetahui bahwa yang memijatnya saat itu adalah Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam.
Ada pula suatu kisah yang menceritakan bahwa Beliau Rasululloh Salallahu'alaihiwassalam pernah setiap pagi pergi ke pasar hanya untuk mengunyahkan korma dari seorang yahudi,ini memberitahukan kepada kita betapa mulianya akhlak beliau,tapi apakah lantas beliau berhenti dalam mendakwahkan Islam?
Kepada ahlul bid'ah,justru kita diperintahkan untuk mendakwahkan dengan cara yang paling lemah lembut yang kita bisa,mereka saudara kita,mereka hanya belum mengetahuinya bisa juga karena hidayah belum datang pada mereka. Kadang sebagai mahluk yang lemah,talbis iblis selalu menghantui kita,kadang datang dalam bentuk riya(ingin dipuji),sombong,merasa terbebas dari segala bi'ah hingga kita merasa amal kita pasti diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala,dan lain sebaginya.
Semoga kita terhindar dari berbagai penyakit hati tersebut yang justru akan mencelakakan diri kita nanti.
Adab dalam dakwah,selain harus berdasarkan ilmu juga harus disertai dengan akhlak yang terpuji,lemah lembut,pantang putus asa,berusaha menepis segala penyakit hati,ikhlas membela agama Allah dan semata-mata hanya mengharapkan ridho dan pahalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.


2.Islam Akan Jaya Di Atas Manhaj yang Benar
 
Mengapa Islam di Indonesia rentan dengan perpecahan,maraknya bid'ah yang mengantar pada kekerasan hati yang akan menimbulkan pemahaman yang sesat serta kurang kompaknya para kaum muslimin? Ya,karena Islam yang kita yakini mungkin saja belum sesuai dengan syar'i,dan hal ini selain dapat meracuni akidah kita juga akan perlahan menggiring kita pada kesesatan.

Seperti maraknya bom bunuh diri (teroris orang bilang),kriminalitas karena kebutuhan ekonomi,dan banyaknya para kyai yang justru berjubah agama namun melakukan praktek syirik,dan pesimisnya para kaum muslimin dengan bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala BERJANJI akan memberikan kehidupan yang luas,tenang,tercukupi dan akan mebela serta memenangkan kaum muslimin?
Tapi mengapa banyak saudara kita di palestina misalnya terpecah belah,terjajah dan mana bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dijanjikan?
Mengapa banyak kaum muslimin yang bunuh diri baik karena himpitan ekonomi maupun bermodus jihad? Mengapa banyak para kaum muslimin yang pesimis dengan bantuan Allah lalu mereka menghalalkan segala cara meskipun harus melanggar syari'at agama?

Saya bertanya kembali pada saudara dan pembaca yang budiman,dari pertanyaan-pertanyaan diatas apakah  berindikasi semua ini adalah kesalahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala? Mana bantuan yang Allah janjikan? 

Ketahuilah saudaraku,SEMUA ADALAH SALAH KITA,karena dosa-dosa kita dan mungkin karena kita juga belum berjalan diatas manhaj yang haq,manhaj yang sesuai dengan pemahaman para salafush shalih yang mana mereka (para salaf) dapat menjalankan dan menyebarkan Islam dalam kekompakan .

Apakah kita kira mereka berjuang tanpa bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Islam ini akan jaya saat berjalan diatas manhaj yang haq,bebas dari berbagai macam bid'ah,kesyirikan,thaghut dan khurofat serta mencoba selalu bersatu atas nama Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Maka yakin dan percayalah bantuan Allah akan memenangkan kita dari segi apapun dan dari segala bidang aspek dalam kehidupan ini,baik itu karena himpitan ekonomi,sosialisasi,keluarga maupun didalam menjadi warga suatu negara.


3.Apakah Salafy Selalu Merasa Paling Benar?
 
Para pembaca yang budiman,seandainya mendapatkan suatu kesimpulan dalam suatu ilmu,saya asumsikan seandainya saudara ditanya salah seorang teman saudara dan teman andapun bertanya kepada anda; 'apakah menurut anda benar bahwa 2+3=5?' Jika anda sudah mengerti dan paham serta berani menyimpulkan sebuah keputusan dari pertanyaan teman anda tersebut,tentu anda telah yakin seyakin-yakinnya bahwa 2+3=5 adalah BENAR! dan sudah menjadi kepastian bahwa anda memang harus merasa benar.
Demikian juga dengan ilmu hadits,jika sanadnya telah shahih dan telah jelas disepakati oleh semua ulama dan tak ada pertentangan untuk itu,baik dari ulama maupun dari imam yang empat,apakah kita masih meragukan hal tersebut?

Seperti contoh hadits shahih tentang memelihara jenggot dan hadits sahih tentang dilarangnya isbal(pakaian laki2 yang menjulur hingga melewati mata kaki),kita lihat - apakah kedua hadits tersebut palsu,lemah?
Sama sekali TIDAK,bahkan semua ulama baik imam yang empat tak ada khilafiyyah masalah ini,tapi lihatlah saudaraku,sebuah dalil meskipun itu sudah terbukti shahih,baik dan kuat masih saja kini lambat laun telah dirubah oleh orang-orang yang nafsunya tak ingin dibatasi.

Dalil kini sudah ditelan oleh jaman,dan ingat saudaraku,ISLAM BUKAN TIDAK SESUAI DENGAN JAMAN,TAPI JAMAN YANG SUDAH KELUAR DARI ISLAM,LANTAS MASIHKAH ISLAM SESUAI DENGAN JAMAN DISAAT JAMAN INI SUDAH KEMBALI SEPERTI PADA JAMAN JAHILIYYAH?
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger